Senin, 19 Agustus 2013

Probiotik Untuk Kesehatan Usus

Di dalam tubuh manusia normal, terdapat kurang lebih 1,8 kg bakteri, yang sebagian besar hidup di dalam usus. Di dalam usus kita, selain terdapat bakteri yang bisa menyebabkan penyakit seperti Staphylococcus, C.Perfringen, Salmonella, dan E.Coli, terdapat juga bakteri yang menguntungkan seperti bifidobakteria. Jika kedua jenis bakteri tersebut berada dalam keseimbangan yang baik maka kita dalam keadaan sehat.

Usus besar kita terjaga kesehatannya jika mengandung 85% bakteri menguntungkan (bakteri baik) dan paling banyak 15% bakteri jahat. Sayangnya, pada kebanyakan orang, prosentasinya justru sebaliknya, yang antara lain disebabkan oleh kondisi stress, berada dalam perjalanan, kebiasaan minum kopi, air minum berklorin yang umum kita gunakan, alkohol, makan makanan yang terbuat dari gula olahan atau menggunakan bahan tambahan makanan, penggunaan antibiotik, obat jenis kortikosterol, pil KB, tembakau, dan radiasi. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan seperti gangguan pencernaan (kembung, gas berlebih, sariawan, sembelit, diare, sakit di ulu hati, radang usus kronis), infeksi jamur kandida dan masalah kulit (alergi, eksim, psoriasis), penurunan fungsi hati, ginjal dan sistem kekebalan, peningkatan kolesterol dan trigliserida, migren, keropos tulang, hingga kanker pada usus dan hati.

Mengkonsumsi langsung bakteri baik (probiotic) adalah salah satu cara untuk meningkatkan jumlah bakteri baik usus, tapi seringkali cara ini tidak efektif karena banyak bakteri yang mati oleh asam lambung sebelum mencapai usus besar. Cara lainnya adalah dengan memberikan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri baik tersebut (probiotic agent).

Probiotic agent harus memenuhi dua syarat utama :

1) tidak dicerna dan diserap di saluran pencernaan atas sehingga dapat mencapai bagian ileum dan usus besar
2) dapat dimetabolisme secara efesien oleh bifidobakteria dan sulit atau tidak dapat digunakan oleh bakteri usus lainnya.

Oligosakarida seperti frukto-oligosakarida dan isomalto-oligosakarida adalah probiotic agent yang sangat umum digunakan pada berbagai jenis makanan dan minuman, namun ternyata tidak seluruhnya memenuhi syarat sebagai probiotic agent, karena mereka dapat dicerna atau diserap di lambung dan di usus halus sebelum mencapai usus besar.

Probiotik
Probiotik dari bahasa Yunani probiotique, yang berarti untuk kehidupan, untuk menjelaskan istilah yang berlawanan dengan antibiotik. Probiotik digunakan untuk keseimbangan pertumbuhan mikroflora usus. Probiotik adalah suplemen mikroba hidup yang memberikan efek positif manusia dan hewan dengan memperbaiki keseimbangan mikroflora usus. Probiotik adalah mikroba hidup yang bermanfaat bagi kesehatan dan efek menyehatkan dan keamanannya harus secara ilmiah teruji pada manusia melalui uji klonis (Gibson dan Fuller, 2000). Menurut Surono (2004), prebiotik adalah sejumlah mikroba yang cukup agar memberikan efek positif bagi kesehatan, bisa berkolonisasi sehingga bisa mencapai jumlah tertentu selama waktu tertentu. Probiotik bermanfaat bagi kesehatan, diantaranya: sintesa vitamin, aktivitas β-galaktosidase, dekonjugasi garam empedu, menghasilkan hidrogen peroksida, memproduksi D dan L-asam laktat, memproduksi antibiotik, mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen, beradesi (melekat) dan berkolonisasi pada permukaan usus, mampu berkompetisi dalam pelekatan pada permukaan usus dengan patogen dan   menstimulir sistem imun.
                Bakteri probiotik yang sudah melalui uji klinis, diantaranya adalah Lactobacillus casei subsp. casei Shirota strain yang terdapat dalam yakult, Bifidobacterium, Lactobacillus acidophilus, Lb. johnsonii, Lb. gasseri, Lb. plantarum, Lb. reuteri, Lb. helveticus, Pediococcus acidilactici, Lactococcus lactis subsp. Lactis dan Enterococcus faecium, E. Faecalis. Kolonisasi bakteri harus melekat kuat pada epitelium mukosa dan harus bisa beradaptasi pada lingkungan tempat melekat atau beradesi. Kompetitor reseptor adesi antara bakteri probiotik dan patogen adalah habitat spesifik. Empat mikrohabitat dalam saluran pencernaan adalah a) permukaan sel epitelium; b) kript ileum, cecum dan usus besar; c) mukus gel yang melapisi epitelium dan d) lumen usus.
Prebiotik
Prebiotik adalah bahan pangan yang tidak tercerna di dalam tubuh atau nondigestible food ingredient yang bertugas memicu aktivitas dan pertumbuhan yang selektif terhadap satu jenis atau lebih bakteri penghuni kolon yang bermanfaat (Salminen et al., 1998; Gibson dan Fuller, 2000; Surono, 2004). Prebiotik harus memenuhi ketentuan diantaranya tidak dihidrolisis dan diserap di bagian usus halus atau usus besar, merupakan substrat yang selektif untuk satu atau sejumlah mikroflora yang menguntungkan kolon dan mampu mengubah mikroflora kolon menjadi komposisi yang menguntungkan kesehatan (Scientific Press, 2000). Menurut Surono (2004), di dalam usus besar, bahan prebiotik akan difermentasi oleh bakteri probiotik terutama Bifidobacterium dan Lactobacillus dan menghasilkan asam lemak rantai pendek dalam bentuk asam asetat, propionat, butirat, L-laktat, CO2 dan   hidrogen. Asam lemak rantai pendek tersebut dapat dipakai sebagai sumber energi oleh tubuh.
Inulin umbi dahlia merupakan salah satu prebiotik yang dapat dipecah oleh enzim inulinase yang dihasilkan oleh kapang Aspergillus niger dan bakteri asam laktat golongan Lactobacillus menjadi glukosa dan fruktosa. Gula-gula sederhana ini dapat dimanfaatkan oleh mikroorganisme yang menguntungkan di dalam usus sebagai sumber nutrisi untuk berkembang biak dan sebagian diubah menjadi asam laktat yang bermanfaat untuk tubuh manusia (Gibson dan Fuller, 2000). Sumber prebiotik alami menurut Surono (2004) adalah air susu ibu (ASI) dalam bentuk oligosakarida yang terkandung dalam kolostrum, yaitu oligosakarida N-acetyl glucosamine, yang hanya sedikit sekali dapat dicerna di usus (<5%) dan   mendukung pertumbuhan bakteri Bifidobacterium. Selain itu, secara alami frukto-oligosakarida terdapat dalam berbagai sayur dan buah misalnya onion, asparagus, chicori (mengandung inulin), pisang, oligosakarida pada kedelai dan artichoke. Menurut Grizard dan Bartemeu (1999), bahan pangan sumber prebiotik misalnya: bawang putih, asparagus, pisang, chiccori, umbi dahlia dan Jerusalem artichoke. Beberapa jenis prebiotik yang secara komersial tersedia di pasaran dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Berbagai Jenis Prebiotik Komersial

Keterangan : * = Digestible oligosaccharides
Sumber : Surono, 2004

 Fructo Oligo Saccharide dan Galacto Oligo Saccharide (FOS dan GOS).
Prebiotik pada umumnya adalah karbohidrat dalam bentuk oligosakarida (oligofruktosa) dan dieteri fiber (inulin) (Grizard dan Bartemeu, 1999). Bahan prebiotik yang paling sering dipakai ialah FOS yang dari penelitian ternyata disukai dan difermentasi oleh Bifidobacterium (Surono, 2004). Pemberian inulin atau FOS sebanyak 4 g per hari merupakan sumber prebiotik (Reddy, 1998; Grizard dan Bartemeu, 1999). Suplementasi susu formula untuk bayi dengan GOS pada konsentrasi 0,24 g/dl merangsang pertumbuhan Bifidobacteria dan Lactobacillus dalam usus dan berkarakter sama dengan ASI (air susu ibu) sebagai makanan bayi (Xiao-ming et al., 2004). Suplementasi susu formula untuk janin (ibu hamil) dengan campuran FOS dan GOS pada konsentrasi 10 g/l merangsang pertumbuhan Bifidobacteria dalam usus dan berkarakter sama dengan ASI (air susu ibu) sebagai makanan bayi yang belum lahir (Boehm et al., 2002). Penggunaan prebiotik FOS dan GOS pada susu formula untuk bayi meningkatkan secara cepat dan nyata persentase Bifidobacteria dalam usus dan mampu mempertahankan keseimbangan flora usus selama satu bulan pertama (Rigo et al., 2001).
Sinbiotik
Istilah sinbiotik digunakan bila suatu produk mengandung probiotik dan prebiotik, berasal dari kata sinergis. Contoh sinbiotik adalah produk yang mengandung oligosakarida dan probiotik Bifidobacterium. Berbagai jenis produk sinbiotik terdapat di pasaran baik dalam bentuk bio yoghurt yang mengandung prebiotik, maupun dalam sachet berisi serpihan prebiotik dan butiran bakteri probiotik (Surono, 2004).
Sumber:  Berbagai Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar